Jumat, 05 September 2008
Penerapan Proses Bisnis,Value Chain & Teknologi Informasi pada Industri Manufaktur

Masalah yang sering kali terjadi adalah perusahaan gagal atau terlambat dalam merespon tantangan bisnis yang muncul secara tidak terduga. Sebagai contoh: banyak perusahaan sangat lambat dalam mendeteksi adanya peluang-peluang bisnis baru serta dalam mendeteksi pergerakan yang dilakukan oleh kompetitor; lebih jauh lagi adalah perusahaan kadang cenderung mempunyai sifat reaktif dan tidak dapat mendeteksi masalah secara dini, dimana ini merupakan hal yang sangat kontraproduktif bagi perusahaan dalam menghadapi perkembangan bisnis di masa seperti sekarang ini.
Untuk mengatasi masalah tersebut, para pemimpin perusahaan sangat membutuhkan suatu solusi yang dapat membantu mereka untuk melihat gambaran bisnis mereka secara menyeluruh (komprehensif) dan real-time, dalam arti apa yang mereka lihat saat itu di laporan adalah benar-benar menggambarkan kondisi perusahaan sebenarnya saat itu juga, bukan 1 minggu yang lalu, 1 hari yang lalu, atau bahkan 1 jam yang lalu.
Untuk itu peranan teknologi di sini menjadi sangat vital. Perusahaan dapat mengandalkan teknologi yang tepat untuk membantu mereka dalam meningkatkan efisiensi, mempertajam daya respons, dan pada akhirnya adalah mampu menghasilkan nilai kompetitif bagi perusahaan.
Dengan kata lain Serangkaian aktivitas –sebut saja proses bisnis–agar perusahaan dapat mengembangkan keunggulan kompetitif yang disebut sebagai value chain. Setiap proses bisnis dalam value chain itu dibuat sedemikian rupa, sehingga mampu memberikan nilai tambah bagi pelanggan.
Nilai tambah itu harus lebih besar daripada ongkos menjalankan proses bisnis sehingga tercipta margin. Sejumlah proses bisnis penting yang menjadi modal menciptakan value chain adalah logistik -istilah lainnya rantai pasok, pemasaran, penjualan dan layanan purna jual.
Sebuah value chain tercipta dengan mempererat interaksi semua pihak yang terlibat dalam rangkaian proses bisnis tersebut, sehingga bisa berjalan efektif. Mereka itu adalah jaringan mitra yang termasuk pemasok, sub-kontraktor, distributor bahkan pelanggan. Dengan demikian, tolok ukur keberhasilan sistem enterprise resources planning (ERP) pun bergeser, tidak cukup hanya menyempurnakan sistem pasokan, proses produksi, finansial atau SDM. Untuk mengelola sebuah value chain, sulit mengandalkan sistem ERP yang hanya terdiri dari rangkaian aplikasi saja dan bersifat tertutup.
Untuk mengelola value chain di tengah dinamika iklim bisnis menuntut perusahaan memiliki infrastruktur TI yang fleksibel, mudah disesuaikan dengan perubahan. Fleksibilitas itu bisa dicapai jika infrastruktur TI dirancang dengan mengedepankan pada fungsinya sebagai layanan yang membantu berjalannya proses bisnis.
Sebagai contoh, jika iklim bisnis menuntut perbaikan pada sistem inventory control, tim TI bekerjasama dengan staf terkait untuk merancang arsitektur berdasarkan alur proses bisnisnya, bukan semata-mata dari aspek teknis. Jadi infrastruktur TI-lah yang mengikuti proses bisnis.
1.Proses Bisnis
2.Value Chain
3.Teknologi Informasi
4.Penggabungan dari 3 elemen diatas
Rabu, 03 September 2008
EKSEKUTIF SUMMARY TEKNOLOGI INFORMASI SARANA TEPAT PEMASARAN PRODUK
Pada saat ini informasi menjadi hal yang sangat penting dalam kegiatan bisnis, dengan dukungan teknologi informasi, informasi semakin mudah diperoleh tanpa dibatasi ruang dan waktu.
Definisi Pemasaran
Pemasaran Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika Serikat / American Merketing Association Pemasaran adalah pelaksanaan kegiatan usaha pedagangan yang diarahkan pada aliran barang dan jasa dari produsen ke konsumen.
Unsur-unsur Pemasaran diklasifikasikan menjadi tiga unsur utama, yaitu:
1. Strategi Persaingan
2. Taktik Pemasaran
3. Nilai Pemasaran
Keadaan Sekarang
Kegunaan utama teknologi infrormasi adalah membantu dalam pemecahan masalah dengan kreativitas tinggi dan membuat manusia semakin efektif dalam memanfaakannya. Prinsip “High-tech / high-touch” adalah semakin “high-tech” teknologi informasi yang kita pertimbangkan, semakin penting untuk mempertimbangkan aspek “high-touch” dari teknologi informasi tersebut yaitu aspek manusia. Jangan meminta manusia untuk menyesuaikan dengan teknologi tetapi sesuaikan teknologi dengan manusia.
5 (lima) Tahun Kedepan
Tentu janganlah kemudian istilah Pemasaran Internet ini diartikan sebagai upaya pemasaran yang hendak menjual jasa (hubungan/koneksi) internet. Tapi, lebih tepat jika Pemasaran Internet (Internet Marketing) diartikan sebagai pemasaran yang menggunakan teknologi internet sebagai saluran penyampaian isi pesan kepada banyak orang secara bersamaan dan seketika dalam suatu kurun waktu tertentu.
KESIMPULAN
Adalah suatu hal yang menistakan pikiran sehat apabila seorang pemasar sejak dini tidak melakukan upaya pemasaran melalui internet atau yang disebut sebagai Pemasaran Internet (Marketing Internet). Sebab, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di masa dekat ini berada di sudah ujung jari. Layaknya kita mengetik pesan singkat dari sebuah telepon selular.
Jumat, 18 Juli 2008
BISNIS PROSES
Bagaimana membuat Bisnis Proses dalam mencapai satu tujuan ?
Langkah 1 :
Tentukan tujuan yang hendak dicapai
Langkah 2 :
Tentukan terlebih dahulu siapa pemilik aktivitas dan pihak-pihak yang terkait dengan pemilik aktivitas dalam mencapai tujuan tersebut.
Langkah 3 :
Tentukan aktivitas-aktivitas apa saja yang akan dan harus dilakukan dalam mencapai tujuan tersebut.
Langkah 4 :
Tentukan faktor-faktor apa saja yang terkait dengan setiap aktivitas yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan tersebut.
Langkah 5 :
Gambarkan rangkaian aktivitas secara sistematis dan berurutan dalam bentuk flowchart.
Mudah-mudahan tip sederhana ini dapat bermanfaat.....